Perdebatan etika terkait program televisi memang seringkali menjadi topik yang menuai kontroversi di masyarakat. Beberapa program televisi di Indonesia kerap kali menjadi sorotan karena dianggap melanggar etika dan norma yang berlaku. Salah satu contoh yang baru-baru ini menjadi perbincangan hangat adalah acara reality show yang menampilkan konten kontroversial.

Menurut Dr. Yudi Chandra, seorang ahli komunikasi dari Universitas Indonesia, perdebatan etika terkait program televisi memang tidak bisa dipisahkan dari kepentingan bisnis. “Banyak program televisi yang lebih mementingkan rating daripada mengedepankan nilai-nilai etika yang seharusnya dijunjung tinggi,” ungkapnya.

Permasalahan ini semakin meruncing ketika program televisi tersebut menampilkan konten yang dianggap merugikan atau merendahkan martabat seseorang. Hal ini tentu saja menimbulkan perdebatan yang panjang dan kontroversi di masyarakat.

Menurut Rizki Wibisono, seorang pengamat media, perlu adanya pengawasan yang ketat terhadap program televisi yang menuai kontroversi. “Seharusnya pemerintah atau lembaga yang berwenang memiliki peran yang lebih aktif dalam mengawasi konten-konten yang disiarkan di televisi agar tidak melanggar etika dan norma yang berlaku,” tuturnya.

Namun di sisi lain, ada juga pendapat yang berpendapat bahwa kebebasan berekspresi harus tetap dijunjung tinggi. “Sejauh konten tersebut tidak melanggar hukum, seharusnya kebebasan berekspresi dalam program televisi harus tetap dijaga,” ujar Andi Surya, seorang advokat media.

Perdebatan etika terkait program televisi yang menuai kontroversi memang tidak akan pernah berhenti. Namun, penting bagi kita sebagai masyarakat untuk senantiasa mengikuti perkembangan dan memberikan pandangan yang konstruktif dalam menyikapi hal ini. Semoga dengan adanya perdebatan ini, program-program televisi di Indonesia dapat lebih memperhatikan nilai-nilai etika dan norma yang berlaku dalam masyarakat.